keluar dari sebuah kotak.
seperti ketika kita keluar dari zona nyaman kita
seperti katak yang keluar dari bawah tempurung
dan seperti burung yang lepas dari sangkarnya.
terkadang begitulah hidup, kita harus keluar dari itu semua. kitaharu survive
dam\n termasuk aku.
aku harus keluar dari zona nyamanku, meskipun sbernarnya bukan nyaman tapi terlihat nyaman
aku harus survive dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang dulu-dulu
menginagat teman-teman seuasiaku sudah melanglang buana ke luar benua ini dan aku?
harus bisa mengejar ketertinggan itu.
meskipun sudah ditinggal kereta, sudah ditinnggal pesawat
toh adakan keterata dan pesawat berikutnya, kalau bisa yang lebih cepat
so, jangan sampai kita stck hanya karna tertinggal, kita harus bisa mengerjarrrr
wbh= wardah beauty house medan
Acara berbagi dibulan ramdhan kepada pengguna jalan yang belum sempat untuk pulang dan harus terpaksa berbuka puasa di jalan
acara H-2 (hari minggu meeting)
dan di H-1 ini kami bakal prepare in lagi untuk beli ini-itu
so,, tunggu kabar selanjutnya
akhirnya kegiatan "bebagi amal dengan free takjil at Wardah beauty house" terlaksana juga
kegiatannya dimulai pukul 2 (mempersiapkan) mulai dari memasang stiker di cup, memindahkan es jagung kedalam cup, dan memasukkan kurma kedalam plastik
stelah semua selesai, kita start pukul 6.30
yaitu membagi-bagikan takjil secara gratissss
kepada semua pengguna jalan, mulai dari pengendara motor, tukang becak, pelajan kaki, sampai supir angkot dan pengguna angkot
alhamdulillah berjalan lancar
kemarin, 11 juni 2016
aku dan teman mengunjungi salah satu pusat kerajinan di Kota Medan. Lokasinya di Jl. Brigjen Katamso (lurus saja dari Plaza Medan Fair Medan). kamu bisa melihat berbagai kerajinan yang di buat dari rotan.
Tujuan utama kami adalah mewawancarai para pekerja guna mengetahui status gizi pekerjanya.
jadi berdua melakukan pengukuran menggunakan timbangan dan meteran (aku tidak punya meteran jadi pakai meterannya pekerja disitu).
aku dan teman mengunjungi salah satu pusat kerajinan di Kota Medan. Lokasinya di Jl. Brigjen Katamso (lurus saja dari Plaza Medan Fair Medan). kamu bisa melihat berbagai kerajinan yang di buat dari rotan.
Tujuan utama kami adalah mewawancarai para pekerja guna mengetahui status gizi pekerjanya.
jadi berdua melakukan pengukuran menggunakan timbangan dan meteran (aku tidak punya meteran jadi pakai meterannya pekerja disitu).
keranjang membuat parsel
kursi santai dari rotan
tudung saji dari rotan
kursi dari rotan
tumpukan kursi dari rotan
gambar diatas adalah berbagai kerajinan dari rotan,
nah berikut adalah foto-foto tempat kerja dan penyimpanan rotan yang belum diolah
rotan-rotan yang belum diolah
mungkin sebagian orang tidak ada kepikiran untuk bekerja sambil kuliah. tapi aku punya persepsi berbeda.
sejak SMA aku selalu membayangkan bagaiman aku bekerja saat kuliah. dan biasanya kan mahasiswa-mahasiswa indonesia yang kuliah luar negeri selalu mengandalkan kerja parttime disela-sela kuliahnya
nah,
aku selalu berpikir bagaimana asyiknya kerja part time
diawal kuliah, aku ditawarkan untuk mengajar di salah satu tempat bimbingan belajar tempat aku bimbel dulu. aku ditawarkan jadi salah satu tentor kimianya. dan dikasih contoh surat lamarannya.
dan disitu aku berpikir betapa gampangnya jadi tentor (sehhh)
tapi ketika sampai di rumah, ternyata keluargaku menolak. aku disuruh belajar sampai semester 5 dan mata kuliah sudah tinggal sedikit baru boleh mengajar.
dan akhirnya surat lamaran yang sempat ku kirim ditinggal begitu saja tanpa kepastian.
setelah semester 5, aku memberanikan diri untuk mengirim lamaran jadi tentor di tempat bimbingan belajar ku yang tadi itu. dan ternyataaaaaaa
setelah lulus administrasi ada tes psikotestnya lagi, dan dan dan dan setelah itu aku tidak dikabari lagi (teng teng teng)
atinya aku ga lulus
aku juga sempat mengirim lamaran untuk jadi SPG di salah satu toko aksesoris, pagi nya kumasukkan besokknya aku dipanggil untuk wawancara.
alhamdulillah dipermudah.
at leat, aku baru tahu kalau untuk menjadi seorang SPG itu ada perjanjian kontraknya dan ijazah terakhir ditahan sebagai jaminan (masya allah)
aku jadi berpikir 2 kali dan berkali-kali. niat utama aku kerja adalah mengisi kekosongan selama libur semester genap bukan cari kerja utama.
setelah pulang wawancara akhirnya kuputuskan untuk jadi guru les private.
nah, disini aku mau kasih tips untuk bisa mendapatkan murid les private
1. cari peluang dimana kamu bisa beriklan. bisa di kaskus, olx, dll
aku memilih iklan di olx.co.id dan alhamdulillah iklanku dikunjungi
2. kalau dalam waktu 2 x 24 jam belum ada panggilan, siasati dengan cara manual.
yaitu membuat selebaran atau flier-flier kesekolah-sekolah. (ini juga manjur)
3. ikut lembaga (nah ini belum pernah ku coba. tapi kalau kedua cara diatas belum manjur bisa coba cara ketiga. tapi biasanya fee dari ngajar dibagi % dengan lembaga)
4. tanya-tanya keteman yg sudah jadi guru les, biasanya teman-teman di kampus sering menanyakan ke aku. kalau mereka lagi rezeki tawaran dtg dengan sendirinya.
5. mungkin ini saja dlu yaa
yang paling utama dari keempat hal diatas adalah NO GENGSI
ingat ya jangan gengsi. pekerjaan jadi guru les adalah pekerjaan mulia dan halal juga menambah pemasukan. jadi dimana letak hal memalukannya?
mungkin pertama kali teman-teman disekitar kita memanggil dengan sebutan "ibu les" "bu guru" dll
tapi itu sementara.
"yakinlah di balik julukan itu ada hati yang iri membahana"
dan alhamdulillah murid les yang ku ajar betah sampai ujian kenaikan kelas.
dan nilainya cukup memuaskan (meskipun masih jauh dibawah yg kuharapka)
dan tunggu cerita bagaimana pengalaman selama mengajar les private
byee
sejak SMA aku selalu membayangkan bagaiman aku bekerja saat kuliah. dan biasanya kan mahasiswa-mahasiswa indonesia yang kuliah luar negeri selalu mengandalkan kerja parttime disela-sela kuliahnya
nah,
aku selalu berpikir bagaimana asyiknya kerja part time
muridku lagi belajar
diawal kuliah, aku ditawarkan untuk mengajar di salah satu tempat bimbingan belajar tempat aku bimbel dulu. aku ditawarkan jadi salah satu tentor kimianya. dan dikasih contoh surat lamarannya.
dan disitu aku berpikir betapa gampangnya jadi tentor (sehhh)
tapi ketika sampai di rumah, ternyata keluargaku menolak. aku disuruh belajar sampai semester 5 dan mata kuliah sudah tinggal sedikit baru boleh mengajar.
dan akhirnya surat lamaran yang sempat ku kirim ditinggal begitu saja tanpa kepastian.
setelah semester 5, aku memberanikan diri untuk mengirim lamaran jadi tentor di tempat bimbingan belajar ku yang tadi itu. dan ternyataaaaaaa
setelah lulus administrasi ada tes psikotestnya lagi, dan dan dan dan setelah itu aku tidak dikabari lagi (teng teng teng)
atinya aku ga lulus
aku juga sempat mengirim lamaran untuk jadi SPG di salah satu toko aksesoris, pagi nya kumasukkan besokknya aku dipanggil untuk wawancara.
alhamdulillah dipermudah.
at leat, aku baru tahu kalau untuk menjadi seorang SPG itu ada perjanjian kontraknya dan ijazah terakhir ditahan sebagai jaminan (masya allah)
aku jadi berpikir 2 kali dan berkali-kali. niat utama aku kerja adalah mengisi kekosongan selama libur semester genap bukan cari kerja utama.
setelah pulang wawancara akhirnya kuputuskan untuk jadi guru les private.
nah, disini aku mau kasih tips untuk bisa mendapatkan murid les private
1. cari peluang dimana kamu bisa beriklan. bisa di kaskus, olx, dll
aku memilih iklan di olx.co.id dan alhamdulillah iklanku dikunjungi
2. kalau dalam waktu 2 x 24 jam belum ada panggilan, siasati dengan cara manual.
yaitu membuat selebaran atau flier-flier kesekolah-sekolah. (ini juga manjur)
3. ikut lembaga (nah ini belum pernah ku coba. tapi kalau kedua cara diatas belum manjur bisa coba cara ketiga. tapi biasanya fee dari ngajar dibagi % dengan lembaga)
4. tanya-tanya keteman yg sudah jadi guru les, biasanya teman-teman di kampus sering menanyakan ke aku. kalau mereka lagi rezeki tawaran dtg dengan sendirinya.
5. mungkin ini saja dlu yaa
yang paling utama dari keempat hal diatas adalah NO GENGSI
ingat ya jangan gengsi. pekerjaan jadi guru les adalah pekerjaan mulia dan halal juga menambah pemasukan. jadi dimana letak hal memalukannya?
mungkin pertama kali teman-teman disekitar kita memanggil dengan sebutan "ibu les" "bu guru" dll
tapi itu sementara.
"yakinlah di balik julukan itu ada hati yang iri membahana"
dan alhamdulillah murid les yang ku ajar betah sampai ujian kenaikan kelas.
dan nilainya cukup memuaskan (meskipun masih jauh dibawah yg kuharapka)
dan tunggu cerita bagaimana pengalaman selama mengajar les private
byee