sumber :www.esteeklar.com
Ada yang bilang cinta itu penuh warna, ada juga yang bilang
jatuh cinta itu berjuta rasanya (ini lirik lagu)
Ada juga yang bilang cinta itu hanya punya satu warna yaitu
kesucian cinta
Benarkah itu semua?
Yap, itu semua akan benar berdasarkan persepsi masing-masing
, tanggapan masing-masing.
Disini aku mau nguraikan analogi cinta versi aku.
Ketika kita mencintai seseorang atau menyukai seseornag. Kita
akan mengutamakan dia seperti berada
disekitarnya, menyukai hal-hal yang dia suka dan menjauhi hal-hal yang ditidak
suka.
Lain lagi, dengan ikut-ikutan suka. Misalnya sesuatu yang
lagi Hits di instagram dan disosial media lainnya. Kita ikut-ikutan suka pada
hal tersebut padahal awalnya kita tidak suka bahkan menjauh. Tapi karena lagi
hits jadi ikutan suka.
Menurutku cinta itu seperti sebuah warna, warna yang saat
ini kamu sukai. Boleh warna merah, pink, putih, juga warna pelangi. Terserah berdasarkan
kepribadian kamu. Jadi menurutku cinta itu seperti kita menyukai sebuah warna. Contohnya
ketika aku menyukai warna hitam, aku akan selalu memakai baju, pernah pernik
dan apasaja yang mempunyai warna dominan hitam. Aku menganggapwarna lain kurang
menarik. Aku selalu menjudge orang-orang yang tidak menyukai warna hitam adalah
orang-orang yang abeh, sebab menurutku warna hitam itu adalah warna yang kuat
dan bagus.
sumber: www.blogto.com
Tapi, ketika perasaaan cinta dan suka ku terhadapnya
berkurang, aku akan mencari seseorang yang sesuai dengan keadaan dan perasaan
ku. Orang yang bisa membuatku tenang dan merasa damai.
Sama seperti ketika aku mulai bosan dengan warna hitam. Ketika
aku memperoleh efek karena sering memakai warna hitam ( dikerja-kejar nyamuk,
terasa panas ketika berdiri dibawah sinar matahari, dll). Aku akan mencari
warna yang lebih nyaman buatku. Warna yang membuatku tenang dimanapun aku
berada. Warna yang lebih menandakan dirku.
Jadi warna cinta itu tergantung sama apa yang kamu sukai. Bukan
tergantung apa yang orang sukai dan apa yang lagi Hits. Tapi warna cinta itu
dimana kamu bisa menjadi dirimu sendiri bukan karena orang lain.
(Tulisan ini terbersit tadi pagi, ketika aku baru
bangun dan lagi merenung)